Siapa Bowen?

Bowen bernama lengkap Norman Levi Bowen - adalah seorang ahli geologi asal Kanada yang merupakan salah satu pelopor paling penting dalam bidang experimental petrology (studi eksperimental tentang origin dan komposisi kimia batuan). Bowen melakukan penelitian tersebut di Carnegie Institution for Science, Washington sejak 1912 sampai 1937. Pada tahun 1928 ia menerbitkan sebuah buku yang berjudul “The Evolution of the Igneous Rocks”. Buku ini kemudian menjadi dasar ilmu geokimia dan geofisika dalam studi batuan dan mineral.

Norman Levi Bowen - The Evolution of The Igneous Rocks
Norman Levi Bowen - The Evolution of The Igneous Rocks
(hazen.carnegiescience.edu)
“In the history of experimental research in petrology, in particular the study of heterogeneous equilibria in silicate melts, he was the great pioneer, in fact his position is unique, for no one has broken so much new ground, nor contributed in such rich measure to the solution of fundamental problems of petrogenesis.” - Tilley, 1957
Sejarah

Sebelumnya, dalam buku geologi pertama yang berjudul “De re Metallica” (On the Nature of Metals) yang ditulis oleh Georgius Agricola pada abad pertengahan. Buku tersebut berisi tentang seni pertambangan, penyulingan, dan peleburan logam. Saat itu para penambang sudah menyadari bahwa mereka bisa mengamati urutan kristalisasi mineral pada batuan, mineral mana yang pertama dan yang terakhir terbentuk. Namun, tidak ada hubungan yang dikodifikasikan sebelumnya untuk karya Norman L. Bowen di Institut Carnegie. Hal ini disebabkan karena ilmu pertambangan sangat sulit untuk diakses, hanya diturunkan secara lisan antar kelompok kecil teknisi dan pengawas pertambangan. Ilmu ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa kosmopolitan elit, akan tetapi tidak disebarluaskan ke dunia luar.

De re Metallica - Georgius Agricola
De re Metallica - Georgius Agricola
(wikipedia.org)
Eksperimen

Bowen bereksperimen dengan cara menghaluskan batuan beku bersamaan dengan campuran bahan kimia lainnya untuk mempermudah pelelehan batuan. Dia menaruh sampel ke dalam suatu alat yang disebut oleh ahli kimia sebagai “bom”, alat tersebut berupa sample holder yang tertutup sangat kuat, yang dapat menahan suhu dan tekanan yang sangat tinggi tanpa meledak (meskipun terkadang alat tersebut meledak).

Dia memanaskan sampel sampai mencair pada suhu lebih dari 1600 derajat Celsius, kemudian sampel didinginkan pada suhu yang ditentukan, misalnya 1400 derajat Celsius. Bowen menahan suhu sampel agar tetap stabil dalam waktu yang cukup lama (menit, jam atau hari) agar memungkinkan pembentukan kristal, dan kemudian sampel didinginkan secara cepat dengan melemparkan sampel ke dalam seember air. Dengan dimikian sampel mineral yang terbentuk pada suhu yang telah ditentukan akan terkunci. Sampel yang tidak membentuk kristal akan berupa gelas.

Untuk mengetahui mineral apa yang telah terbentuk, Bowen menganalisis sampel menggunakan X-ray Diffraction. Jika sampel mengandung mineral, sinar-X akan dibiaskan. Sudut yang terbentuk dari pembiasan sinar-X bergantung pada struktur kristal mineral yang dilewatinya. Karena setiap mineral memiliki struktur kristal yang berbeda, maka setiap mineral memiliki pola difraksi sinar-X yang berbeda pula. Jika dalam sebuah sampel tidak mengandung mineral (hanya mengandung gelas), maka sinar-X tidak akan terdifraksi.

Kegiatan eksperimen. Bowen (kanan) dan Tuttle (kiri)
Kegiatan eksperimen. N. L. Bowen (kanan) dan O. F. Tuttle (kiri)
(library.gl.ciw.edu)
Ketika Bowen melakukan eksperimen ini, dia menemukan bahwa ada urutan kristalisasi mineral yang sama persis seperti yang para ahli geologi amati di alam. Dalam proses analisisnya, dia menyadari bahwa urutan mineral tersebut memiliki karakteristik fisik dan kimia yang dapat diukur. Lebih lanjutnya dia menemukan bahwa ada dua jenis urutan mineral, Discontinous Reaction Series (urutan reaksi diskontinyu) dan Continous Reaction Series (urutan reaksi kontinyu).

Discontinous Reaction Series

Urutan ini berada di sisi kiri dari Bowen’s Reaction Series - terdiri dari kelompok mineral-mineral mafik (ferromagnesian) - olivin, piroksen, amphibole, dan biotit. Jika magma mengandung unsur silika yang cukup, maka mineral-mineral ini bereaksi secara diskontinyu untuk membentuk mineral baru berdasarkan urutannya, dan kandungan unsur silika akan meningkat pada tiap-tiap mineral seiring dengan menurunnya temperatur magma.

Pada magma basaltik, olivin merupakan mineral mafik pertama yang terbentuk. Ketika suhu menurun, semua olivin akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk piroksen. Pada suhu kristalisasi amphibole, semua piroksen akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk amphibole. Begitu juga dengan biotit, ketika suhu berada pada suhu kristalisasi biotit, semua amphibole akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk biotit. Dengan demikian, semua batuan beku hanya akan mengandung biotit (?) Tidak seperti itu!

Jika olivine telah terbentuk, dan sisa magma tidak mengandung unsur silika yang cukup untuk membentuk piroksen, maka reaksi tidak akan terjadi dan olivin akan tetap menjadi olivin. Jika olivin telah terbentuk dan suhu magma menurun terlalu cepat, maka reaksi tidak akan terjadi, magma akan cepat membeku dan olivine akan tetap menjadi olivin.

Continous Reaction Series

Urutan ini berada di sisi kanan dari Bowen’s Reaction Series - terdiri dari mineral-mineral plagioklas (Ca, Na)(Al, Si)3O8. Pada suhu tertinggi plagioklas hanya terdiri dari kalsium (Ca), pada suhu terendah plagioklas hanya terdiri dari natrium (Na), dan pada suhu antara, ion-ion ini akan bercampur dalam urutan kontinyu. 100% Ca + 0% Na pada suhu tertinggi, 50% Ca + 50% Na pada suhu menengah, dan 0% Ca + 100% Na pada suhu terendah.

Misalnya pada magma basaltik, plagioklas yang pertama terbentuk adalah 100% Ca dan 0% Na plagioklas. Ketika suhu magma menurun, plagioklas pertama akan bereaksi dengan sisa magma untuk membentuk 99% Ca dan 1% Na plagioklas. Kemudian, plagioklas pertama dan kedua akan bereaksi untuk membentuk 98% Ca dan 2% Na. Begitu seterusnya. Semua proses ini terjadi secara kontinyu asalkan: 1.) ada waktu yang cukup untuk memunginkan terjadi reaksi, dan 2.) magma harus mengandung unsur Na, Al dan Si yang cukup untuk membentuk mineral-mineral baru. Hasil akhirnya akan menjadi sebuah batu yang terdiri dari mineral-mineral plagioklas dengan rasio Ca Na yang sama dengan yang terkandung pada magma awal.

Di kedua sisi BRS, unsur silika mengalami peningkatan di tiap-tiap mineral (dari atas ke bawah). Dengan demikian, biotit mengandung unsur silika lebih banyak dari olivin. Na plagioklas mengandung unsur silika lebih banyak dari pada Ca plagioklas.

Bowen's Reaction Series - Diagram 1
Diagram 1. Kondisi fisik dan kimia mineral dan BRS.
Bowen's Reaction Series - Diagram 2
Diagram 2. Batuan beku dan BRS
Bowen's Reaction Series - Diagram 3
Diagram 3. Perubahan tipe magma dan BRS
Contoh penggunaan BRS (diagram 1, 2 dan 3).

[accordion] [item title="Temperatur dan Tekanan"]
Pada diagram 1 - kita dapat menginterpretasi kondisi fisik dan kimia mineral saat terbentuk. Misalnya, olivin merupakan mineral yang terbentuk pada suhu dan tekanan tinggi dengan kandungan besi dan magnesium yang tinggi, tetapi rendah silika.
[/item] [item title="Asosiasi Mineral"]
Diagram 2 menunjukkan asosiasi mineral dalam suatu batuan. Jenis batuan (di sisi kiri) sejajar horizontal dengan asosiasi mineralnya (di sisi kanan). Misalnya, basal mengandung mineral olivin, piroksen dan Ca plagioklas, tetapi tidak mengandung mineral kuarsa dan K feldspar.
[/item] [item title="Kestabilan Terhadap Pelapukan"]
Diagram 1 menunjukkan kestabilan mineral terhadap pelapukan. Dimana mineral yang paling tidak stabil pada 1 bar dan 25 derajat Celcius (permukaan bumi) adalah olivin dan Ca plagioklas. Semakin ke atas BRS, mineral semakin tidak stabil, dan sebaliknya semakin ke bawah BRS, mineral semakin stabil. Misalnya, sebuah basal mengandung olivin dan Ca plagioklas. Jika basal sedang melapuk, kedua mineral tersebut sangat tidak stabil dan akan mudah terurai dan membentuk tanah liat. Contoh lain adalah granit - mengandung kuarsa, K feldspar, dan muskovit. K feldspar dan muskovit akan mudah terurai, sedangkan kuarsa cukup resisten. Material hasil pelapukan basal dan granit yang tererosi akan berupa pasir yang terdiri dari banyak kuarsa dengan beberapa K feldspar dan muskovit. Sedangkan kehadiran olivin dan Ca plagioklas sangat jarang ditemukan atau bahkan tidak ada.
[/item] [item title="Kandungan unsur kimia"]
Diagram 1 menunjukan perbedaan kandungan unsur kimia. Di bagian atas BRS terdiri dari mineral-mineral yang kaya akan unsur Fe, Mg dan Ca, dan di bagian bawah terdiri dari mineral-mineral yang kaya akan unsur Si, K dan Na.
[/item] [item title="Magma Mixing"]
Batuan yang ada di bagian atas dan di bagian bawah BRS pada diagram 2, tidak akan berada pada satu singkapan yang sama. Kondisi magma saat membentuk basal tidak sama dengan kondisi magma saat membentuk riolit. Namun, dua jenis batuan ini ditemukan tersingkap secara interlayer di Yellowstone National Park. Dengan demikian, singkapan tersebut terbentuk dari dua magma yang berbeda.
[/item] [item title="Xenolith dan Xenocryst"]
Jika basal mengandung xenocryst kuarsa di dalamnya, hal tersebut sangat jarang terjadi, maka kuarsa tersebut tidak mungkin terbentuk dari magma yang sama, tapi berasal dari batuan samping yang diterobos oleh basal.
[/item] [item title="Produk Erosi"]
Pantai pasir hijau dan hitam di pulau Hawaii tersusun atas mineral olivin dan piroksen. Berdasarkan BRS (diagram 1), mineral-mineral ini merupakan mineral yang tidak stabil - tidak tahan terhadap pelapukan. Kedua jenis pasir (olivin dan piroksen) terbentuk karena source rock yang dominan menempati pulau Hawaii adalah batuan basal. Ca plagioklas telah terurai dengan cepat, sedangkan olivin dan piroksen lebih tahan, maka secara waktu geologi mineral-mineral ini masing sangat muda.
[/item] [item title="Fraksinasi dan Gravity Settling"]
Ketika magma basal mendingin secara perlahan, mineral pertama yang terbentuk adalah olivin dan Ca plagioklas. Maka komposisi yang dihasilkan adalah berupa mineral (solid) dan sisa magma (liquid). Sebuah material padat memiliki densitas lebih tinggi daripada material cair, dengan demikian olivin dan plagioklas akan tenggelam ke dasar dapur magma. Proses ini dikenal dengan istilah gravity settling. Olivin memiliki berat jenis lebih tinggi daripada plagioklas, yang lebih dulu mencapai dasar adalah mineral olivin. Oleh karena itu, lapisan olivin (dunite) sering ditemukan di bagian bawah dari intrusi basal yang tebal. Contohnya seperti Palisades Sill di tepi barat Sungai Hudson di New York dan New Jersey.
[/item] [/accordion]
Cross Section of Palisades Sill
Lapisan olivin dai bagiian bawah intrusi basal. Palisades Sill, Hudson River.
(stevekluge.com)
Basaltik - Andesitik - Riolitik

Bayangkan jika ada satu tubuh intrusi magma basaltik dengan volume 1.000 km kubik dan kedalaman 20 km. Magma ini akan mendingin secara perlahan dan membentuk kristal-kristal besar.
  • Mineral pertama yang terbentuk adalah olivin dan Ca plagioklas. Kedua mineral ini akan tenggelam dan terendapkan di dasar dapur magma. Pengendapan tersebut akan mengisolasi keduanya sehingga tidak terjadi reaksi dengan sisa magma. Dengan demikian, saat suhu menurun, lapisan olivin dan lapisan Ca plagioklas masih menetap di dasar dapur magma.
  • Ketika suhu magma berada pada suhu pembentukan piroksen dan Ca-Na plagioklas, mineral akan terbentuk dan tenggelam ke dasar dan terisolasi dari sisa magma. Sama seperti yang terjadi pada olivin dan Ca plagioklas.
  • Sekarang ada empat lapisan di dasar dapur magma, yaitu: lapisan olivin, lapisan Ca plagioklas, lapisan piroksen, dan lapisan Ca-Na plagioklas. Batuan yang mungkin terbentuk adalah dunit dan gabro.
  • Perhatikan bahwa saat suhu magma menurun, kandungan unsur Fe, Mg dan Ca akan berkurang. Sedangkan unsur Na, K dan Si semakin bertambah.
  • Magma terus mengkristal, suhu terus menurun, sehingga menghasilkan mineral amphibole dan Na-Ca plagioklas. Magma berubah menjadi andesitik. Batuan yang mungkin terbentuk adalah diorit.
  • Mineral yang berikutnya mengkristal adalah biotit dan Na plagioklas. Magma yang tersisa menjadi kaya akan unsur Na, K dan Si. Maka jenis batuan yang mungkin terbentuk adalah granit.
  • Dengan demikian, berdasarkan urutan kristalisasi BRS dan efek gravitasi, dapat disimpulkan bahwa magma riolitik terbentuk dari magma basaltik. Hubungan ini dapat dilihat di Stillwater Complex, Montana.
Mekanisme fraksinasi kristal dalam dapur magma
Mekanisme fraksinasi kristal dalam dapur magma.
(wikipedia.org)
***
Evaluasi

[accordion] [item title="Soal #1"]Mineral apa saja yang akan Anda temukan pada jenis-jenis batuan beku berikut ini:
  • Basal: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
  • Diorit: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
  • Granit: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
  • Gabro: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
[/item] [item title="Soal #2"]Jika suatu magma berada pada temperatur dan tekanan yang tinggi,
  • Mineral apa yang membentuk batuan dari magma tersebut jika terjadi intrusi?
  • Mineral apa yang membentuk batuan dari magma tersebut jika terjadi ekstrusi?
  • Apa yang membedakan kedua batuan ini?
[/item] [item title="Soal #3"]Mineral (hasil pembekuan magma) apa saja yang akan Anda temukan di pasir pantai?[/item] [item title="Soal #4"]Kenapa olivin tidak ditemukan pada batuan riolit?[/item] [item title="Soal #5"]Jika Anda menemukan batuan basal dengan kuarsa di dalamnya, darimana kuarsa itu berasal?[/item] [item title="Soal #6"]Saat Anda menganalisis kandungan mineral pada suatu batuan, dan batuan tersebut hanya terdiri dari olivin. Mengapa demikian?[/item] [/accordion]
*Posting jawaban Anda pada kolom komentar!*

Bahan Bacaan

[tab] [content title="Literatur:"]
  • Bowen, N. L. (1928). The Evolution of The Igneous Rocks. Princeton University Press, second edition, 1956, New York. 
  • Eugster, H. P. (1980). Norman L. Bowen 1887 - 1956, A Biographical Memoir. National Academy of Science. Washington. 
  • Hoover, H. C. and Hoover, L. H. (1950). De Re Metallica by Georgius Agricola. The translated version. Dover Publications, Inc. New York. 
  • Robin, G. (2010). Igneous Rocks and Processes, A Practical Guide. John Wiley & Sons Ltd. 
  • Winter, J. D. (2001). An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Pentrice Hall Inc. New Jersey.
[/content] [content title="Website:"]
  • “De re Metallica.” (2016). Wikipedia, The Free Encyclopedia. Retrieved [April 11, 2016] from https://en.wikipedia.org/wiki/Norman_L._Bowen 
  • “Experimental Petrology’s Long Road to Respect.” (2015). Cranegie Istitution for Science of Washington, Geophysical Laboratory. Retrieved [April 11, 2016] from https://library.gl.ciw.edu/GLHistory/petrology.html 
  • “Norman L. Bowen 1887 - 1956.” (2015). Cranegie Istitution for Science of Washington, Geophysical Laboratory. Retrieved [April 11, 2016] from https://library.gl.ciw.edu/GLHistory/pgbowen.html 
  • “Norman L. Bowen.” (2016). In Encyclopædia Britannica. Retrieved [April 11, 2016] from http://www.britannica.com/biography/Norman-L-Bowen 
  • “Petrography and Petrology.” (2005). Brock University. Retrieved [April 10, 2016] from https://brocku.ca/earthsciences/people/gfinn/petrology/321lect.htm
[/content] [/tab]
Dikompilasi oleh Koordinator Asisten.

Hallo teman-teman... Kali ini Georocks akan membahas tentang bagaimana membuat [tooltip url="" title="rock chip"]rock chip adalah kepingan batuan[/tooltip] untuk preparasi [tooltip url="" title="rock thin section"]sayatan tipis batuan[/tooltip] dalam studi petrografi di Laboratorium Teknik Geologi, JITK-FMIPA UNG. Tutorial ini terdiri dari 6 step, berikut penjelasannya.
  • Step 1
Persiapkan alat dan bahan yang kita butuhkan, seperti: sampel batu, mesin pemotong batuan, slide glass, dan spidol. Jika semua sudah tersedia, lanjutkan ke step 2.
  • Step 2
Sesuaikan dimensi sampel dengan dimensi diamond blade pada mesin pemotong. Jika sampel teman-teman berukuran besar (>20 cm), perkecil atau penggal sebagian dengan menggunakan palu. Setelah dipenggal, hilangkan permukaan yang tidak rata dan bagian-bagian yang retak menggunakan mesin pemotong, dengan mempertimbangkan arah perlapisan - foliasi - variasi mineral - tekstur atau sifat khas yang lain. Pakailah spidol untuk menandai bagian yang akan dipotong. Jika sampel sudah berbentuk kubus atau balok, lanjuktan ke step 3.

Hilangkan permukaan yang kasar dan bagian-bagain yang retak pada sampel batu
Tandai bagian batu yang akan dipotong.
Ratakan setiap sisi sampel batu sampai membentuk kubus atau balok.
Ratakan setiap sisi sampel batu sampai membentuk kubus atau balok.
  • Step 3
Rencanakan ukuran berdasarkan slide glass yang digunakan. Ukuran rock chip pastinya tidak akan lebih besar dari ukuran slide glass. Ukuran slide glass untuk analisis kimia mineral adalah 2.8 x 4.8 cm. Ketersediaan di Indonesia: 2.5 x 7.6 cm dan 3.7 x 7.6 cm. Standar internasional untuk advance geo-research adalah 2.7 x 4.6 cm. Di laboratorium kami, yang tersedia adalah yang berukuran 2.8 x 4.8 cm.

Sesuaikan ukuran rock chip dengan ukuran slide glass.
Rencanakan ukuran rock chip berdasarkan ukuran slide glass.
Posisikan slide glass di atas sampel sambil memperhitungkan ukuran. Gunakan spidol untuk menandai bagian sampel yang akan dipotong. Jangan lupa mempertimbangkan arah perlapisan - foliasi - variasi mineral - tekstur atau sifat khas yang lain. Setelah dipotong, pastikan kembali bahwa ukuran sampel tidak lebih besar dari ukuran slide glass, dan juga tidak terlalu kecil. Jika sampel sudah pada ukuran yang sesuai, lanjutkan untuk memotong sampel menjadi rock chip pada step 4.

Sampel sudah sesuai dengan slide glass. Tidak lebih besar dari 2.8 x 4.8 cm.
Sesuaikan dengan slide glass. Tidak lebih besar dari 2.8 x 4.8 cm.
  • Step 4
Tempatkan sampel pada salah satu holder mesin pemotong batuan. Mesin yang tersedia di laboratorium kami adalah produksi Extec Labcut tipe 300E. Mesin ini memiliki dua holder yang berdekatan, masing-masing memiliki locking lever (tuas pengunci). Terserah teman-teman akan menempatkan sampel pada left holder atau right holder. Dalam artikel ini, penulis menggunakan right holder.

Beberapa komponen penting dari mesin pemotong batuan - Extec Lebcut tipe 300E
Beberapa komponen penting pada Extec Lebcut tipe 300E.
Atur ujung left holder sehingga berada pada sisi tengah dari dimensi sampel. Ujung holder tersebut selain berfungsi sebagai penyangga, juga sebagai acuan kita dalam menentukan tebal rock chip yang akan kita buat. Karena kita harus polishing secara manual (belum memiliki thin section grinder), cara ini penulis nilai cukup efektif untuk mempercepat proses pembuatan sayatan tipis.

Kedudukan sampel dan setting holder pada mesin pemotong batuan.
Kedudukan sampel dan setting holder pada mesin pemotong batuan.
Pertahankan kedudukan sampel agar tetap paralel dengan right holder  (tidak miring pada satu sisi). Setelah itu tarik locking lever ke arah luar untuk mengunci kedudukan sampel, agar saat melakukan pemotong nanti, sampel tidak akan berubah posisi.

Kedudukan dan fungsi left holder sebagai penyangga dan acuan ketebalan rock chip
Kedudukan dan fungsi left holder sebagai penyangga dan acuan ketebalan rock chip
  • Step 5
Arahkan water output pada sampel. Tujuannya untuk: (1) Menurunkan temperatur yang diakibatkan dari gesekan yang terjadi antara diamond blade, sampel batu dan ampas sehingga tidak terjadi thermal deformation. (2) Menghasilkan surface finish yang baik pada rock chip khususnya pada kecepatan potong rendah. (3) Membersihkan ampas yang dihasilkan dari proses pemotongan atau sebagai media flush untuk membawa ampas keluar dari cutting zone. (4) Memperpanjang umur diamond blade dan mesin pemotong batuan itu sendiri.

Posisi water output saat melakukan pemotongan sampel batuan.
Posisi water output yang benar saat melakukan pemotongan sampel batuan.
Mulailah memotong sampel dengan kecepatan potong berada pada speed 5 atau 6 (atur pada speed control). Turunkan diamond blade secara perlahan untuk menghindari terjadinya retakan pada sampel. Sampai disini teman-teman sudah menghasilkan 1 buah rock chip, congrats yaa!

This is it. My rock chip!
This is it. My rock chip!
Ukuran rock chip tidak lebih besar dari slide glass!
Ukuran rock chip tidak lebih besar dari slide glass!
  • Step 6
Ulangi step 4 dan 5 untuk mendapatkan rock chip yang lebih banyak.

Rock chip ini sudah siap dipolish. Practice makes perfect, mates!
Sekian artikel tentang cara membuat [tooltip url="" title="rock chip"]rock chip adalah kepingan batuan[/tooltip] untuk preparasi [tooltip url="" title="rock thin section"]sayatan tipis batuan[/tooltip] dalam studi petrografi. Semoga bermanfaat.

***
Tutorial and all photographs by [tooltip url="http://www.efbumi.net" title="@EFBumi"]Ebay Febryant - Coordinator Assistant - Laboratorium Teknik Geologi - Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian - Universitas negeri Gorontalo[/tooltip]

Berikut daftar aplikasi gratis untuk pengolahan dan visualisasi data struktur geologi yang perlu teman-teman Georocks ketahui. Sebelum mengunduh dan mulai menggunakan aplikasi-aplikasi ini, sebaiknya teman-teman pahami dulu metode-metode pengolahan data struktur geologi secara manual, baik itu proyeksi ortogonal, proyeksi prespektif, proyeksi stereografis, analisis diagram rose, histogram, dan analisis-analisis lainnya.

Daftar Aplikasi GRATIS - Pengolahan dan Visualisasi Data Struktur Geologi

Aplikasi dibuat untuk membantu menghemat waktu dan mempermudah peneliti/pelajar dalam mengolah data-data yang terlalu banyak. Jangan menjadi "GeoClick"! Basic itu penting! Seperti yang dikatakan Wallace, 1975 dalam textbook Basic Geological Mapping edisi keempat oleh Barnes dan Lisle, 2004:
There is no substitute for the geological map and section – absolutely none. There never was and there never will be. The basic geology still must come first – and if it is wrong, everything that follows will probably be wrong.
* Meskipun GRATIS, ada baiknya untuk mengetahui syarat dan ketentuan penggunaan dari tiap-tiap aplikasi. Syarat dan ketentuan dapat dibaca dalam user manual yang disertakan.

OpenStereo adalah sebuah program open source lintas platform untuk analisis struktur geologi seperti; stereonet, conturing, diagram rose dan histogram. - download disini

Stereonet 9 menghadirkan fitur data lokasi dan tanggal pengukuran serta catatan lapangan. Setiap titik pengukuran data struktur yang memiliki koordinat dapat diplot pada gambar Google satellite (terrain atau roadmap) secara langsung saat mengoperasikan program. Versi stereonet ini kompatibel dengan semua sistem operasi modern. - download disini

GeoRose adalah program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Python, Numpy dan Matplotlib. Program ini dikhususkan untuk mengolah data geologi struktur dalam rose diagram maupun stereonet. - download disini

4. Orient
Orient adalah program analisis proyeksi bola dan orientasi data yang mudah digunakan, cepat, dan profesional. Pada tahun 1986 Orient diperkenalkan untuk Kamb contouring, triangular fabric diagram, orientasi bidang, dan analisis domain struktur secara otomatis. Orient 3 menghadirkan tingkatan baru dari sisi akurasi dan kecepatan, dengan memiliki tools baru, termasuk analisis data interaktif, konversi koordinat UTM, digitalisasi, statistik bootstrap, analisis cluster, dan terintegrasi dengan aplikasi seperti Microsoft Excel, LibreOffice, Adobe Illustrator, Inkscape, CorelDRAW, dan Google Earth. - download disini

GEOrient adalah aplikasi untuk membuat diagram orientasi (proyeksi stereografis equal area equal angle, dan rose diagram). Tujuan utama adalah untuk plotting data struktur geologi, tetapi dapat juga diterapkan untuk berbagai data spasial/orientasi, termasuk data arah angin. - download disini

Visible Geology adalah sebuah aplikasi pemodelan geologi struktur berbasis online. Aplikasi ini sangat bagus digunakan dalam proses belajar mengajar, untuk memperkenalkan fitur-fitur geologi seperti; lapisan batuan, lipatan, patahan, dome, basin, dike, topografi, v-rule, struktur bidang, struktur garis, stereonet, rose diagram, histogram, cross section dan borehole dalam visualisasi 2 dan 3 dimensi. Hasil pemodelan bisa disimpan, diprint ataupun dieksport, dan yang paling penting lagi it's free! - download disini

Sekian daftar aplikasi pengolahan dan visualisasi data struktur geologi. Semoga bermanfaat.
***

Visible Geology adalah sebuah aplikasi pemodelan geologi struktur berbasis online. Aplikasi ini sangat bagus digunakan dalam proses belajar mengajar, untuk memperkenalkan fitur-fitur geologi seperti; lapisan batuan, lipatan, patahan, dome, basin, dike, topografi, v-rule, struktur bidang, struktur garis, stereonet, diagram rose, histogram, cross section dan borehole dalam visualisasi 2 dan 3 dimensi. Hasil pemodelan bisa disimpan, diprint ataupun dieksport, dan yang paling penting lagi it's free!

Tampilan 3 dimensi pada Visible Geology
Tampilan stereonet dan menu pelihan diagram rose maupun histogram pada Visible Geology

Tunggu apa lagi, silakan menuju link-link dibawah ini:
Credit to Rowan Cockett | Visible Geology Homepage

GEOrient adalah aplikasi untuk membuat diagram orientasi (proyeksi stereografis equal area/equal angle, dan rose diagram). Tujuan utama adalah untuk plotting data struktur geologi, tetapi dapat juga diterapkan untuk berbagai data spasial/orientasi, termasuk data arah angin.

Data dapat disalin dan disisipkan dari spreadsheet atau database eksternal. Data dapat diplot sebagai: titik simbol; lingkaran besar; perpotongan bidang; kerapatan kontur; perpotongan garis; atau hanya sebagai diagram rose (mawar/kipas). Data primer dapat ditambahkan dengan informasi numerik atau non-numerik (seperti panjang, faktor pembobotan, rata-rata arah angin, lebar vein, nilai uji, dll). Data bidang sesar dan arah gelincir dapat diplot sebagai arah panah atau sumbu kinematik. Data dari beberapa file dapat digabungkan sebagai dataset tunggal, atau dapat dioverlay secara terpisah menggunakan simbol yang berbeda. Best-fit great circles, beta axes, vector mean dan berbagai varian data statistik lainnya dapat dikalkulasi secara otomatis.

Tampilan GEOrient 9
Sumber: http://www.holcombe.net.au/software/images/georient_9_screenplot.jpg
Untuk pengguna akademisi - GEOrient yang belum teregistrasi dapat digunakan secara bebas oleh akademisi (dosen dan mahasiswa) dalam proses belajar mengajar dan untuk tujuan penelitian non-komersial, dengan syarat cantumkan nama author atau nama GEOrient dalam publikasi, psesentasi, laporan dan karya ilmiah lainnya.

Untuk pengguna komersial - GEOrient yang belum teregistrasi dapat digunakan untuk tujuan evaluasi saja, dan harus diregistrasi setelah periode evaluasi yang wajar, tidak melebihi dua bulan.

Orient Cover - http://www.frederickvollmer.com/

Orient adalah program analisis proyeksi bola dan orientasi data yang mudah digunakan, cepat, dan profesional. Pada tahun 1986 Orient diperkenalkan untuk Kamb contouring, triangular fabric diagram, orientasi bidang, dan analisis domain struktur secara otomatis. Orient 3 menghadirkan tingkatan baru dari sisi akurasi dan kecepatan, dengan memiliki tools baru, termasuk analisis data interaktif, konversi koordinat UTM, digitalisasi, statistik bootstrap, analisis cluster, dan terintegrasi dengan aplikasi seperti Microsoft Excel, LibreOffice, Adobe Illustrator, Inkscape, CorelDRAW, dan Google Earth.

Orient berfungsi untuk plotting dan menganalisis data arah. Contoh data yang merepresentasikan vektor-vektor satuan (directed) atau sumbu (undirected) meliputi bidang bidang lapisan batuan, bidang sesar, arah gelincir sesar, sumbu lipatan, vektor paleomagnetik, striasi glasial, arah arus, sumbu kristalografi, episenter gempa, arah kedatangan sinar kosmik, bidang orbital komet, posisi galaksi, jalur migrasi paus, dan lokasi obyek-obyek lainnya yang ada di Bumi. Orient dirancang untuk diterapkan ke berbagai jenis data, namun banyak contoh-contoh yang diambil dari data struktur geologi, yang membutuhkan manipulasi dan analisis data orientasi.

Orient - Aplikasi pengolahan struktur geologi
Tampilan program Orient
Orient is completely free! Alias GRATIS! Namun, jika Orient digunakan dalam menganalisis data ataupun sekedar membuat diagram, pengguna harus mengutip atau menyebutkan Orient di dalam publikasi ilmiah, presentasi, laporan, atau karya lainnya. Untuk rincian tambahan dan lisensi, silakan lihat pada User Manual yang disertakan dalam file download.

LAB GEOLOGI UNG

{picture#https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xaf1/t31.0-8/s960x960/11794273_797676017019498_5953805476380018307_o.png} Laboratorium Teknik Geologi - Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian - Universitas Negeri Gorontalo. {facebook#http://www.facebook.com/LabTeknikGeologiUNG/} {twitter#http://twitter.com/labgeo_ung} {google#http://plus.google.com/u/0/113687043301652235534} {youtube#http://www.youtube.com/channel/UCprGMkBbhC67xM5c255zITA} {instagram#http://www.instagram.com/labgeo.ung}
Powered by Blogger.